Kamis, 26 Maret 2009

Tony Melendez

Kisah Tony Melendez

Tony Melendez tidak bisa bertepuk tangan atau menyalami tanganmu tetapi ia dapat memetik gitar. Meskipun Tony dilahirkan tanpa tangan, ia tumbuh berkembang menjadi seorang gitaris yang handal. Ia telah menerima Inspirational Hero Award dari NFL Alumni Association at Super Bowl XXIII di Miami.

Tony Melendez telah dilahirkan tanpa tangan, tetapi keterbatasan ini tidak mampu menghentikannya untuk menari, berbicara, bermain gitar maupun menikmati hidupnya secara penuh.

Tony dilahirkan tanpa tangan pada tahun 1962 sebagai akibat ibunya yang meminum pil anti mual (Thalidmide). Maka ia dikenal sebagai “a thalidomide baby”. Ia dibawa ke Los Angeles dari Nicaragua untuk mendapatkan tangan palsu. Ia menggunakan tangan buatan sampai usia 10 tahun ketika ia menyimpannya.”Aku merasa tidak enak,” dia menerangkan,”Aku dapat lebih banyak menggunakan kakiku.”Kecendurangannya untuk menggunakan kakinya meluas ke bidang-bidang lain dari sekedar perhatian sehari-hari. Ia ingat,” pertama kali, aku mulai bermain menekan tuts tuts organ. Kemudian di SMA saya mulai bermain-main dengan gitar dan harmonika.” Ia juga mulai menulis lagu-lagunya sendiri. Apakah sekedar bermain-main dengan gitarnya atau mengikuti rutinitas SMA, Tony tidak pernah membiarkan cacatnya menjadi halangan.”Saya merasa nyaman dengan apa yang kukerjakan.”

Ketika di SMA inilah ia terlibat penuh di Gereja Katolik.” Saya ke Gereja ketika saya masih anak-anak karena orang tua saya yang mengajaknya.Kegiatan ini mulai kutinggalkan ketika aku beranjak dewasa. Ketika di SMA, saudaraku selalu berkata,: ayo, kamu harus juga pergi ke Gereja. Bagus”. Saya kembali berangkat ke Gereja dan mempunyai teman yang banyak, dan perubahan hidup.

Pada saat itu, ia mempertimbangkan untuk menjadi imam tetapi tidak bisa karena imam-imam membutuhkan jari-jari yang lengkap. Kabar ini membuatnya kecewa tetapi ia tetap aktif dalam kegiatan gereja, menggunakan talentanya sebagai seorang gitaris dan pengarang lagu untuk misa dan gereja yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan. Permintaan kepadanya semakin meningkat ketika ia bergabung memimpin dan bernyanyi dalam kelompok musik untuk lima kali misa pada suatu hari Minggu. Ia menarik perhatian publik termasuk seseorang yang mengorganisasi aktifitas untuk kunjungan fenomental Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1987.

“Seseorang menarik namaku dan mengundangku untuk suatu pertemuan,” Tony mengenangnya,” Saya tidak ingat pasti kapan itu terjadi” Tony dipanggil dalam audisi dan diterima,”saya sangat senang sekali mendengar kabar tersebut.”

Kegembiraan ini berubah menjadi kecemasan dan menjadi kegembiraan ketika Paus menanggapi permainan Tony dengan sebuah ciuman. Dia memberi catatan bahwa ia tidak tahu pasti bagaimana reaksinya saat itu,” Dia meminta saya untuk tidak bergerak atau sekurity akan memanduku, aku terkejut ketika paus melompat empat kaki untuk menyalamiku.”. Sejak itulah, Tony Melendez melanglang buana ke 27 negara dan tampil di berbagai acara televisi. Ia juga memberi penampilan tambahan kepada Paus selama 4 kali yaitu 2 kali di Vatikan, sekali di Polandia dan 1993 di Denver Colorado dalam acara World Youth Day.

Hari ini, Tony dikenal di seluruh dunia karena kepiwaiannya bermain gitar menggunakan jari-jari kakinya. Pada tahun 1985, Tony mulai bermain dan bernyanyi di daerah Los Angeles. Hanya dua tahun kemudian (1987), hidupnya berubah total ketika ia tampil untuk Paus dan dihadapan 6000 pendengar secara langsung dan jutaan penonton televisi. Tony kemudian mendadak menjadi perhatian publik.

Tetapi sebelum Tony menjadi terkenal karena kepiwaiannya dalam memetik gitar dengan jari-jari kakinya, ia mengalami kesulitan untuk diatasinya khususnya tahun-tahun yang dilalui di sekolah tinggi.

Tony pernah berkata,” Gadis-gadis akan memperhatikanku sebagai proyek simpatinya, setelah itu mereka tidak menampakkan batang hidungnya lagi. Aku tidak mencelanya. Jujur siapa yang mau menjadi pacar yang tidak mempunyai tangan? Sungguh tidak mudah melewati masa remajaku

Saya pergi ke suatu acara dansa tanpa janjian. Sebagaimana kupikirkan sebelumnya, aku hanya menyandarkan tubuhku sendirian di dinding aula. Saya ingat sekali rasanya tidak enak sekali, apakah aku akan mengajak seseorang untuk berdansa atau sambil berharap cemas munculnya seseorang yang mengajakku berdansa.

Tiba-tiba, seorang gadis dari kelas Inggrisku, berjalan ke arahku, memandangku dengan tidak sabar dan berkata,”Mari”. Jelaslah dia mengajakku untuk berdansa dengannya. Memang pendekatannya kurang romantis, tetapi beberapa detik kemudian kami penuh gairah di lantai dansa.

Aku tak pernah berpikir bahwa gadis itu akan tahu bagaimana pentingnya dia bagiku malam itu. Dalam waktu-waktu tertentu dalam hidupku, orang seperti gadis itu datang menyapa atau mengerjakan sesuatu secara tepat dimana aku sedang membutuhkan. Orang-orang yang peka seperti itulah adalah orang-orang pemberi harapan. Mereka sangat jarang, karena mereka dapat melupakan masalahnya sendiri cukup lama untuk membantu sesama yang membutuhkan.”

Anda sekalian juga dapat menjadi pemberi harapan! Anda bisa mulai sekarang dengan membuka tangan dan membantu mereka yang membutuhkan. You can make difference.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar