Kamis, 26 Maret 2009

Finding God in All Things

Menemukan Tuhan dalam Segala:
kontemplasi Kristiani dan Latihan Rohani
Josef Sudbrack

Catatan awal:
· Tulisan Josef Sudbrack dalam jurnal The Way yang berjudul:”Finding God in All Things: Christian Contemplation and the Ignatian Exercise” merupakan tanggapan atas tulisan Franz Jalics.
· Gagasan Franz Jalics kalau mau dirangkum berbicara soal kontemplasi yang sesungguhnya. Kontemplasi murni ( pure contemplation ) istilahnya.
· Kontemplasi yang dimaksud adalah ‘memandang’ bagaimana Tuhan hadir dalam kenyataan hidup retretan dan dunia. Fase ini secara krusial diawali pada minggu ke-4 ketika para retretan diajak berdoa Kontemplasi untuk Mendapatkan Cinta. Pada fase ini segala kemampuan mental manusia dilepaskan seperti dalam doa “ Take Lord and Receive…”
· Josef Sudbrack melihat paparan Franz Jalics sebagai upaya menghubungkan pedagogi Ignasian dengan habitus praktek kontemplasi.

Beberapa pokok gagasan
1.} Kontemplasi
· Pokok permasalahan adalah bagaimana hubungan antara Tuhan dan manusia terjalin.
· Kontemplasi dalam LR ‘ memandang ‘ secara intuitif pada satu gambaran. Dalam LR, titik transisinya ada pada akhir minggu IV. Beberapa pokok dalam minggu ke-IV tidak bisa dianggap sebagai tambahan ( CAL, tiga cara berdoa ). Kontemplasi dalam LR membantu retretan untuk mengetahui Tuhan lewat pengalaman. Ada interpenetrasi antara tindakan Tuhan dan tindakan manusia dalam setiap pengalaman. Kontemplasi dalam LR bertujuan untuk menemukan Tuhan dalam segala termasuk dalam setiap kemampuan ( faculty ) manusia. Keterlibatan retretan dibutuhkan. Doa ‘Take Lord and Receive’ tidak mengajak retretan berdiam diri dengan menyerahkan segala kemampuan tapi secara aktif mensettingnya bagi karya Tuhan.
· Kaitan beberapa tradisi:
1.} Tradisi Kristiani
· Beberapa cara berdoa Ignatius dipengaruhi oleh doa-doa dalam tradisi kristiani seperti Doa Yesus dalam gereja Timur. Dalam doa itu, figur Yesus menjadi pusat doa.
· Bentuk kontemplasi dalam tradisi Kristen dikembangkan beberapa tokoh: 1.] Jan van Ruusbroec ( 1293-1381 ). Dia menekankan pentingnya seseorang sampai pada kesejatian diri dalam Tuhan. Gagasan ini dekat dengan istilah Ignatian bahwa cinta lebih ditandai oleh tindakan. 2.] Thomas Merton ( 1915-1968 ) yang juga menekankan ‘inner self’- diri sejati. Ia memamparkan paradoks kesatuan dengan Tuhan dan kesatuan dengan diri sendiri. Disini muncul kesadaran kesatuan dan keterpisahan yang menjadi landasan ‘ menemukan Tuhan dalam segala ‘ 3.] Para Rahib yang menafsirkan ajaran biblis untuk selalu berdoa. Point penting tradisi ini adalah merengkuh Tuhan dalam hidup harian tanpa selalu terarah langsung pada Nya.
2.} Tradisi non-Kristiani
· Gagasan kontemplasi juga muncul dalam tradisi agama lain: Vipassana ( Zen Budisme ). Pusat aktivitasnya adalah pengosongan kesadaran. Ini dalam ditumpuh dengan cara manipulasi. Maka, penting untuk mengkaitkannya dengan dasar religius seseorang. Cara yang benar akan membantu seseorang untuk mengenal Tuhan secara lebih dalam.

2.} Menemukan Tuhan dalam segala
· Perlu pembedaan kontemplasi dan hidup kontemplatif.
· Pokok perhatian apakah LR tertuju pada gagasan Ignatius mengenai “ menemukan Tuhan dalam segala”.
· Gagasan mendasar: Tuhan tidak semata tujuan yang jauh; Tuhan hadir persis dalam proses pembuatan keputusan. Sebaliknya, kontemplasi tidak membuat segalanya selain Tuhan hilang atau objek menjadi lenyap.
· Apa yang dipertaruhkan disini adalah bagaimana Tuhan dapat diketahui tanpa pikiran kita secara terang-terangan terarah pada Nya.
· Kontemplasi memainkan peran pentingnya atau memberi bobot penting pada seluruh proses. Kontemplasi tidak semata sebagai sebuah metode berdoa dan meditasi. Metode doa Ignatius menghadirkan Kristus yang hidup dalam sejarah. Bagi Ignatius, figur Yesus historis, ilahi dan manusiawi, cukup kuat untuk membawa perubahan bagi seseorang yang memeditasikannya saat ini dan disini. Itu akan membawa mereka pada pengalaman ‘ Spirit of Jesus ’ ( semangat Yesus ). Setiap orang yang melalui tahapan ini, dan membuat pilihan bagi Yesus, telah dibentuk oleh dialog dengan Tuhan, dan inilah ‘kenyataan kontemplasi yang hidup’. Ini adalah pesan empat point dalam Kontemplasi mendapat Cinta. ( CAL ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar